MEKANISME PENYERANGAN PATOGEN PADA TUMBUHAN
Patogen menyerang tumbuhan inang dengan berbagai macam cara guna  memperoleh zat makanan yang dibutuhkan oleh patogen yang ada pada inang.  Untuk dapat masuk kedalam inang patogen mampu mematahkan reaksi  pertahanan tumbuhan inang. 
Dalam menyerang tumbuhan, patogen mengeluarkan sekresi zat kimia yang  akan berpengaruh terhadap komponen tertentu dari tumbuhan dan juga  berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme tumbuhan inang. Beberapa cara  patogen untuk dapat masuk kedalam inang diantaranya dengan cara mekanis  dan cara kimia. 
==============================================================================
Cara Mekanis
Cara mekanis yang dilakukan oleh patogen yaitu dengan cara penetrasi  langsung ke tumbuhan inang. Dalam proses penetrasi ini seringkali  dibantu oleh enzim yang dikeluarkan patogen untuk melunakkan dinding  sel.
Pada jamur dan tumbuhan tingkat tinggi parasit, dalam melakukan  penetrasi sebelumnya diameter sebagian hifa atau radikel yang kontak  dengan inang tersebut membesar dan membentuk semacam gelembung pipih  yang biasa disebut dengan appresorium yang akhirnya dapat masuk ke dalam  lapisan kutikula dan dinding sel.
Skema penetrasi patogen terhadap dinding sel tanaman
=================================================================================
Cara Kimia
Pengaruh patogen terhadap tumbuhan inang hampir seluruhnya karena proses  biokimia akibat dari senyawa kimia yang dikeluarkan patogen atau karena  adanya senyawa kimia yang diproduksi tumbuhan akibat adanya serangan  patogen.
Substansi kimia yang dikeluarkan patogen diantaranya enzim, toksin, zat  tumbuh dan polisakarida. Dari keempat substansi kimia tersebut memiliki  peranan yang berbeda-beda terhadap kerusakan inang. Misalnya saja, enzim  sangat berperan terhadap timbulnya gejala busuk basah, sedang zat  tumbuh sangat berperan pada terjadinya bengkak akar atau batang. Selain  itu toksin berpengaruh terhadap terjadinya hawar.
Enzim
Secara umum, enzim dari patogen berperan dalam memecah struktur komponen  sel inang, merusak substansi makanan dalam sel dan merusak fungsi  protoplas. Toksin berpengaruh terhadap fungsi protoplas, merubah  permeabilitas dan fungsi membran sel. Zat tumbuh mempengaruhi fungsi  hormonal sel dalam meningkatkan atau mengurangi kemampuan membelah dan  membesarnya sel. Sedang polisakarida hanya berperan pasif dalam penyakit  vaskuler yang berkaitan dengan translokasi air dalam inang  dan ada  kemungkinan polisakarida bersifat toksik terhadap sel tumbuhan.
Enzim oleh sebagian besar jenis patogen dikeluarkan setelah kontak  dengan tumbuhan inang. Tempat terjadinya kontak antara patogen dengan  permukaan tumbuhan adalah dinding sel epidermis yang terdiri dari  beberapa lapisan substansi kimia. Degradasi setiap lapisan tersebut  melibatkan satu atau beberapa enzim yang dikeluarkan patogen.
Contoh bagian tanaman yang telah rusak akibat adanya enzim dari patogen tanaman.
Toksin
Toksin merupakan substansi yang sangat beracun dan efektif pada  konsentrasi yang sangat rendah. Toksin dapat menyebabkan kerusakan pada  sel inang dengan merubah permeabilitas membran sel, inaktivasi atau  menghambat kerja enzim sehingga dapat menghentikan reaksi-reaksi  enzimatis. Toksin tertentu juga bertindak sebagai antimetabolit yang  mengakibatkan defisiensi faktor pertumbuhan esensial.
Toksin yang dikeluarkan oleh patogen dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu patotoksin, vivotoksin dan fitotoksin. 
Patotoksin
Patotoksin ialah toksin yang sangat berperan dalam menentukan tingkat  keparahan penyakit. Berdasarkan luas kisaran inangnya patotoksin  digolongkan menjadi dua, yaitu spesifik dan non-spesifik. Vivotoksin dan  fitotoksin umumnya bersifat non-spesifik.
Vivotoksin
Vivotoksin ialah substansi kimia yang diproduksi oleh patogen dalam  tumbuhan inang dan/atau oleh inang itu sendiri yang ada kaitanya dengan  terjadinya penyakit, tetapi toksin ini bukan agen yang memulai  terjadinya penyakit. Beberapa kriteria yang ditunjukkan oleh vivotoksin  diantaranya: dapat dipisahkan dari tumbuhan inang sakit, dapat  dipurifikasi dan karakterisasi kimia, menyebabkan dari sebagian gejala  kerusakan pada tumbuhan sehat, dan dapat diproduksi oleh organisme  penyebab penyakit.
Fitotoksin
Fitotoksin adalah toksin yang diproduksi oleh parasit yang dapat  menyebabkan sebagian kecil atau tidak sama sekali gejala kerusakan pada  tumbuhan inang oleh pathogen. Tidak ada hubungan antara produksi toksin  oleh patogen dengan patogenesitas penyebab penyakit.
Contoh gejala pada tanaman inang akibat toksin nonspesifik
Contoh gejala pada tanaman inang akibat toksin spesifik
Zat Tumbuh
Zat tumbuh yang terpenting yaitu auksin, giberellin dan sitokinin,  selain itu etilen dan penghambat tumbuh juga memegang peranan penting  dalam kehidupan tumbuhan. Patogen tumbuhan dapat memproduksi beberapa  macam zat tumbuh atau zat penghambat yang sama dengan yang diproduksi  oleh tumbuhan, dapat memproduksi zat tumbuh lain atau zat penghambat  yang berbeda dengan yang ada dalam tumbuhan, atau dapat memproduksi  substansi yang merangsang atau menghambat produksi zat tumbuh atau zat  penghambat oleh tumbuhan.
Patogen seringkali menyebabkan ketidak seimbangan sistem hormonal pada  tumbuhan dan mengakibatkan pertumbuhan yang abnormal sehingga pada  tumbuhan yang terinfeksi oleh patogen tersebut akan timbul gejala  kerdil, pertumbuhan berlebihan, terlalu banyaknya akar-akar cabang dan  berubahnya bentuk batang.
Contoh gejala pembengkakan pada akar tanaman
Polisakarida
Beberapa pathogen mungkin dapat mengeluarkan substansi lender yang  menyelubungi tubuh pathogen tersebut untuk melindungi diri dari factor  lingkungan luar yang tidak menguntungkan. Peranan polisakarida pada  penyakit tumbuhan hanya terbatas pada layu. Pada vaskuler, polisakarida  dalam jumlah yang cukup banyak akan terakumulasi pada xilem yang akan  menyumbat aliran air pada tanaman.   
Sumber: G.N. Agrios. Plant Pathology.
A. Latief Abadi. Ilmu Penyakit Tumbuhan.







