Kamis, 27 Desember 2012

sistematika-anatomi-fisiologi dan morfologi-ikan nila.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Membuka dan Menutup Operkulum Pada Ikan Mas Fisiologi Hewan Air.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapat
kesulitan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta
dukungannya dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunannya, penulis menyadari akan segala kekurangan
yang ada sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki oleh kami maka kami mengucapkan maaf yang
sebesar – besarnya apabila baik dalam dalam penulisan maupun
penyajian makalah ini terdapat banyak kesalahan. Dengan tangan terbuka
kami akan menerima segala saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca.


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
anatomi fisiologi dan morfologi ikan nila
Hewan vertebratata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung.Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna di bandingkan dengan hewan avertebrata. Hhewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel syaraf dan memiliki perpanjangan kumpulan syaraf dari otak. Tali ini tidak di miliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya,hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya.(anak ciremai,2008)
Ikan nila berasal dari sungai nil dan danau-danau di sekitarnya. Bibit ikan di datangkan ke Indonesia secara resmi oleh balai penelitian perikanan air tawar paada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi ,barulah ikan ini di sebar luaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang di berikan oleh pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan. (Devitri,2010)
Sumber lain mengatakan bahwa nila yang berasal dari sungai nil di Uganda ini secara ilmiah dapat berkembang biak sepanjang tahun .Namun frekuensi pemijahan banyak terjadi pada musim penghujan. Ikan ini mudah berkembang biak tanpa perlakuan khusus.(Santosa,1996)


1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud di adakannya praktikumbiologi dasar tentang sistematika , anatomi, fisiologi, dan morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah agar praktikan dapat mengetahui cara kerja, alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum.
Tujuan di adakannya praktikum biologi dasar tentang sistematika, anatomi, fisiologi, dan morfologi ikan nila(Oreochromis niloticus) adalah untuk mengetahui sistematika, morfologi, fisiologi, dan anatomi dari ikan nila (Oeochromis niloticus)




BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Nila
Ikan nila berasal dari benua afrika, namun sekarang telah tersebar dan berkembang secara alamiah di berbagai belahan dunia dan di introduksi secara legal untuk kepentngan masing-masing Negara ikan nila termasuk jenis ikan yang relative mudah mengalami perubahan genetik maupun  fenotip (Ir.abbas Siregar d,2007)
Ikan nila bukan ikan asli perairan Indonesia tetapi jenis ikan pendatang yang di indrodaksi ke Indonesia dalam beberapa tahap. Meskipun demikian, ikan ini ternyata dengan cepat berhasil menyebar ke sluruh pelosok tanah air dan menjadi ikan konsumsi yang cukup popular.(Ir.Khairul Amri,2004)
Peningkatan permintaan ikan nila dan ketersediaan lahan perairan payau yang luas di Indonesia membuka peluang untuk mengembangkan strain baru yang lebih cocok untuk tumbuh dan di budidayakan di perairan payau.(M.Hunaira,2010)
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi ikan nila menurut Devitri (2010) adalah sebagai berikut:
  • Kelas         : Osteichthyes
  • Sub-kelas : Acenthop therigii
  • Ordo         : Percomophi
  • Sub-ordo  : Percoida
  • Famili       : Cichlidea
  • Genus      : Oreochromis
  • Spesies    : Oreochromis niloticus
Secara alami ikan nila melakukan imigrasi dari habitat aslinya, yakni di bagian hulu sungai nil yang melewati Uganda ke arah selatan melewati danau rafi dan di afrika. Saat ini ikan nila telah menyebar ke seluruh dunia (Amri, 2011)
2.3 Morfologi ikan nila
Ikan nila merupakan ikan sungai atau danau yang ocok di pelihara di perairan tawr yang tenang, kolam dapat berkembang pesat pada perairan payau misalnya tambak. Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan oreochromis ini memang berbeda dengan kelompok tilapros. Secara umum bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping dengan sisik berukuran besar. Matanya besar menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih, gurat sisi terputus di bagian bawah badan (Amri,2003)
Maka ikan nila berbentuk bulat, menonjol dan bagian tepi berwarna hitam putih merah bebercak-bercak hitam atau hitam keputih-putihan. (Ruktana, 1997)
2.4 Anatomi
Menurut Ainun Indah (2009), system anatomi pada ikan adalah:
  • Sistem penutup (kulit), antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar lender, dan sumber-sumber pewarnaan
  • Sistem otot (urat daging), gerak tubuh, sirip insang, organ listrik
  • Sistem rangka (tulang), tempat melekatnya otot, pelindung dan penggerak tubuh
  • System pernapasan (respirasi) ikan nila mengambil oksigen dan peranannya untuk proses metabolisme organ-organ tersebut dalam insang yang terdiri dari tulang lengkung insang dan tulang tipis insang
  • Sistem peredaran darah organnya adalah jantung dan sel darah yang berfungsi untuk pengedaran darah dan nutrisi
  • System pencernaan : organ-organ saluran pencernaan dari arah depan atau rongga mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus pileatus pilolit, dan organ-organ tumbuhan antara lain kelenjar empedu dan pancreas
  • Sistem syaraf : organnya otak dan syaraf ikan
  • Sistem hormon, hormone di hasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormon, hormon pertumbuhan, hormon reproduksi, hormon ekskresi, hormon osmoregulasi
  • Sistem ekskresi dan osmoregulasi (organ terutama ginjal)

Ada 5 sistem anatomi pada tubuh ikan :
  1. Sistem penutup tubuh (kulit)
  2. System otot penggerak tubuh
  3. Sistem rangka (tulang)
  4. System pernapasan (respirasi)
  5. System peredaran darah (sirkulasi)
2.5  Sistem pencernaan
Pencernaan adalah alat proses pencernaan makanan melalui cara fisika dan kimia, sehingga menjadi jari-jari makanan yang mudah di serap oleh usus, kemudian di eddarkan ke seluruh organ tubuh melalui system peredaran darah, saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilons, usus, rectum, dan anus, sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pancreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang hasilnya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan.
Bila di tinjau dari secara umum, system pencernaan pada hewan-hewan vertebrata di bangun oleh pembuluh-pembuluh yang sifatnya sangat muskuler yang di mulai dari bagian mulut sampai anus (


2.6  Sistem ekskresi dan reproduksi
Sistem ekskresi adalah system pembuangan proses pembuangan metabolisme tubuh (berupa gas, cairan, dan padatan) melalui kulit, ginjal dan melalui saluran pencernaan.
System reproduksi adalah system yang mempertahankan spesies dengan menghasilkan keturunan yang fertile. Embriologi ialah urutan proses perkembangan dari zygot sampai dengan anak ikan dan sampai seterusnya. Organ reproduksi diantaranya adalah organ kelamin, yang menghasilkan sel gamet (kelamin) yaitu spermatozoa (gonad jantan), biasanya sepanjang kiri dan kanan lalu menghasilkan pulu (gonad betina) yaitu ovarium.

2.7  Jenis dan bagian fungsi sisik
Kulit memproduksi sisik yang menutupi permukaan tubuhnya, setiap sisik di bentuk dalam kantung epidermis. Tumbuhnya terus menerus selama ikan tersebut masih hidup dan tidak mengalami regenerasi, apabila mengalami kerusakan atau hilan, waktu pertumbuhannya bergantung pada cadangan material baru di sekitar pinggir atau di insang, sehingga ilmuwan dapat mengetahui umur ikan tersebut dengan lingkaran cincin pada sisik
Pada ikan nila tersebut sisik yang melingkupi tubuhnya sisik pada ikan ini termasuk pada tipe terost, yang tidak memiliki cnamel, dentin dan lapisan pembuluh tulang, hanya memiliki berkas lama saja.
Adapun jenis dan bagian sisik dan fungsinya yaitu sebagai berikut:
  1. Sisik lydoid   -> hanya di jumpai pada ikan jenis crossopteryonyang telah punah
  2. Sisik genoid  -> ditemukan pada ikan suku lesesloidae dan poli toridae
  3. Sisik stonoid -> sisik yang kecil, tipis dan ringan untuk ikan tipe perenang cepat
  4. Sisik prakoid -> di miliki ikan hiu dan ikan bertulang belakang rawan lainnya
Ikan nila memiliki system berupa ginjal dan suatu lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan yang berada di belakang anus. Ginjal pada ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomerulus sehingga hasil metabolism berjalan lambat dibandingkan dengan ikan pada ikan tawar.






2.8  Jenis dan bagian fungsi ekor
  Adapun jenis dan bagian ekor ikan  yaitu:
-Bentuk persegi atau tegak: pinggiran ekor membentuk garis tegak dari bagian ventral ,contah: ikan nila
-bentuk membulat:pinggiran sirip ekor membentuk garis tegak dari dorsal ingga vental
-Bentuk bulan sabit: ujung dorsal dan ujung vertal sirip ekor melengkung keluar runcingng sedangkan bagian tengahnya kedalam contoh;ikan tunggal
-Bentuk beldak tunggal: terdapat lekukan dangkal antara lebar dausal,lebar ventral,contoh;ikan tambuka
-Bentuk meruncing: pinggiran sirip ekor berbentuk tajam (meruncing) contoh;belut.
-Bentuk lansat: apabila sirip ekor pangkalnya melebar kemudian membentuk sudut diujung contoh; ikan biasa.
BAB 3
PEMBAHASAN
4.1   Data dan gambar hasil pengamatan
Ikan nila sebelelum dibedah 
Ikan nila sesudah dibedah
4.2   Analisa prosedur
Sebelum melakukan praktikum penelitian sistematika,anatomi,fisiologi dan morfologi ikan nila(Oreocrhomis nilaticus) harus disiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum beserta bahan-bahannya,adapun alat-alat dan bahan  yang digunakan adalah sebagia berikut; satu set alat bedah,baki,mikroskop binokuler,penggaris,ikan nila,aquades,tissue,sarung tangan,kapas ,dan masker.

Fungsi dari alat dan bahan diatas adalah sebagian berikut; mikroskop binokuler sebagai alat untuk mengamati benda kecil atau objek,satu set alat bedah untuk membedah ikan nila,baki sebagai tempat alat dan bahan,penggaris untuk mengukur,ikan nila sebagai objek yang akan diamati,aquades untuk memperjejas objek yang akan diamati,tissue untuk membersihkan alat-alat,kapas untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada di atas meja praktikan
Kegiatan yang pertama yang dilakukan mengambil bagian luar ikan nila ikan nila diambil menggunakan jarring dan lap basah,setelah itu diletakkan diatas baki,kemudian ikan nila ditusuk menggunakan penusuk pada medulla oblangate hingga lemas dan diamati,setelah itu bagian luar diamati dan digambar kemudian bagian perut dibedah diri anus hingga rongga perut secara melintang dengan set trosel lalu gambar bagian pencernaan dan sekresi ikan nila sertan difoto sebagai perbadingan.
Kegiatan yang kedua mengamati sisik ikan nila,yang pertama mengambil satu sisik ikan nila dengan menggunakan pinset,kemudian diletakkan pada objek glass dan ditetesi aquades dan ditutup cover glass dengan sudut kemiringan 450c supaya tidak ada gelembung kemudian diamati dengan mikroskop kemudian difoto hasilnya dan gambar.
Kegiatan ketiga mengamati insang ikan nila,pertama mengambil insang ikan nila dengan pinset,kemudian bagian insang itu diamati,difoto,dan gambar masing-masing bagiannya.
 4.3 Analisa hasil
Setelah melakukan kegiatan praktikum biologi dasar tentang sistematika,anatomi,fisiologi,dan morfologi  pada ikan diproleh hasil bahwa tbu ikan nila terdiri dari tiga bagian yaitu kepala(caput),badan(truncus),dan ekor(caundal).
Tubuh ikan nila jaga dipenuhi dengan sisik ada beberapa macam sisik yang terdapat pada ikan nila,yaitu sisik steroid,gonoid,kosmoid,dan planoid selain sisik, sirip ikan  nila terbagi menjadi empat berdaraskan letaknya,yang pertama yaitu sirip bagian tubuh (dousal),sirip vental yang berpasangan ,sirip anal yang terletak dengan anus dan sirip platoid yang letaknya dekat dengan operculum.
Selain itu terdapat insang sebagai alat untuk pernapasan bagian bagian dari insang terdiri dari gill filament,gill arch,gill rockers,sistem pernafasan pada ika nila menggunakan insang.Diawali oksigan masuk kedalam tubuh ikan bersama dengan masuknya air menuju insang didalam insang oksigen akan disaring terlebih dahulu oleh lembar lembar insang untuk dibedakan antara oksigen dan yang bukan oksigen setelah itu oksigen dibawa masuk menuju gill filamen ,sistem pencernaan,dan kelenjar pencernaan seluruh pencernaan dimulai dari muka ke belakang yaitu dari mulut,rongga mulut,fangs,asopohagus,lambung,pylorus,usus,reutum,dan berakhir di anus.








 BAB 4
PENUTUP
5.1.KESIMPULAN
  • Ikan nila termasuk jenis hewan veterbrata dan nama latinnya adalah Oreocrhomis natikus.
  • Ikan nila mempunyai ciri ciri khusus yaitu inter musullaburn,ususnya panjang terdapat lapisan lemak dan ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan piih kesamping dan warnanya kehitaman.
  • Sisik ikan terdapat stenei ,focus,radiah, dan sirkuler.
  • Sistem pencernaan pada ikan nila adalah mulut krongkongan lambung usus anus.
  • Sistem pernafasan ikan nila menggunakan insang
5.2.SARAN
Pada kegiatan praktikum kali ini sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan terlebih dahulu agar praktikan lebih siap dan terlaksana dengan baik dalam melaksanakan penelitian praktikum tersebut.














DAFTAR PUSTAKA

Jumat, 12 Oktober 2012

SEKSUALITAS


SEKSUALITAS
Reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisme. Bayangkan apabila ada suatu organisme yang tidak melakukan reproduksi, tentu saja akan menganggu keseimbangan alam. Ingat rantai makanan? Bayangkanlah salah satu mata rantai tersebut hilang. Tentu akan tidak seimbang proses alam ini. Yang akan menghancurkan sebuah ekosistem,atau bahkan peradaban.

SEKSUALITAS IKAN

SEKSUALITAS IKAN


 Ikan jantan : ikan yang mempunyai organ penghasil sperma.
 Ikan betina : ikan yang mempunyai organ penghasil telur.
 Heteroseksual : Populasi yang terdiri dari ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya.
 Monoseksual/Uniseksual : populasi yang hanya terdiri dari ikan betina saja.
 Dalam menentukan sex ikan spesies tertentu harus berhati-hati, karena secara keseluruhan seksualitas ikan bermacam-macam,a.l: Hermaprodit (sinkroni, protandri, protogini), Gonokorisme (berdiferensiasi, dan tidak berdiferensiasi).

Hermaprodit
 Satu individu ikan dikatakan hermaprodit apabila didalam tubuhnya terdapat jaringan ovarium (penentu individu betina) dan jaringan testes (penentu individu jantan).
 Kedua jaringan tersebut berada dalam satu organ dan letaknya seperti letak gonad yang terdapat pada individu normal.
 Berdasarkan perkembangan ovarium dan atau testes, hermaprodit terbagi atas :

Hermaprodit sinkroni
H. Sinkroni : apabila didalam gonad individu terdapat sel sex betina dan sel sex jantan yang masak secara bersamaan.
Ikan-ikan dari kelompok Serranidae banyak yang termasuk H. Sinkroni.
Ikan hemaprodit ini dapat mengadakan pembuahan sendiri dan ada pula yang tidak. Ikan yang mengadakan pembuahan sendiri mengeluarkan telur terlebih dulu kemudian dibuahi oleh sperma dari individu yang sama.
Ikan yang tidak mengadakan pembuahan sendiri, dalam satu kali pemijahan ia dapat berlaku sebagai ikan jantan dan dapat pula sebagai ikan betina. Contoh Serranus cabrilla dan Hepatus hepatus serta Serranus subligerius

Hermaprodit protandri
H. Protandri : ikan yang didalam tubuhnya mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina.
Disaat masih muda, gonadnya mempunyai daerah ovarium dan daerah testes, tetapi jaringan testes mengisi sebagian besar gonad pada bagian lateroventral.
Setelah jaringan testesnya berfungsi dan dapat mengeluarkan sperma, akan terjadi masa transisi, dimana jaringan ovarium mulai membesar dan testesnya mengkerut.
Contoh ikan yang termasuk H. Protandri : Lates carcariver, Sparus auratus, Sargus anularis, Pagellus centrodontus, dan Pagellus mormyrus

Hermaprodit protogini
H. Protogini : ikan yang didalam tubuhnya mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dai fase betina ke fase jantan.
Pada beberapa ikan yang termasuk golongan ini sering terjadi sesudah satu kali pemijahan, jaringan ovariumnya mengkerut kemudian jaringan testesnya berkembang.
Contoh: Belut sawah (Monopterus albus) dan ikan Kerapu lumpur (Ephinephelus tauvina).
Ikan ini memulai siklus reproduksinya sebagai ikan betina yang berfungsi, kemudian berubah menjadi ikan jantan yang berfungsi.
Pada ikan-ikan yang termasuk kedalam famili Labridae, misalnya Halichieres sp terdapat dua macam jantan yang berbeda. Ikan jantan pertama terlihat seperti ikan betina, tetapi tetap jantan selama hidupnya. Sedangkan jantan yang kedua adalah jantan yang berasal dari perubahan ikan betina.
Ikan-ikan yang mempunyai dua fase dalam siklus hidupnya, pada tiap-tiap fasenya sering didapatkan ada perbedaan, baik dalam morfologi maupun warna. Hal ini sering menjadi salah identifikasi.
Ikan Larbus ossifagus ada dua warna (merah dan biru). Ternyata merah adalah ikan betina dan biru ikan jantan.
H. Protandri & Protogini disebut dengan H. beriring. Pada waktu ikan masih muda memiliki gonad dengan dua macam sex (ovarium dan testes) yang belum berkembang dengan baik.
Proses suksesi kelamin dari satu populasi H. Protandri dan H. Protogini terjadi pada individu yang berbeda, baik ukuran maupun umur, tetapi merupakan proses yang beriring.
Pada ikan kakap ditemukakan bahwa tidak semua ikan betina berasal dari ikan jantan. Ada ikan betina berumur 2 tahun berukuran 42 cm, berukuran lebih kecil dari ukuran ikan betina matang gonad.
Dari 880 ekor ikan kakap yang diteliti gonadnya secara histologis didapatkan data bahwa ikan ini tergolong Hermaprodit sinkroni, ovarium dan testes berkembang secara bersamaan dengan baik

Gonokhorisme

 Yakni kondisi seksual berganda dimana pada ikan fase juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan dan betinanya.
 Gonad tersebut pada tahap selanjutnya ada yang berkembang menjadi ovarium dan juga ada yang berkembang menjadi testes. Dengan kata lain, setengahnya menjadi jantan dan setengah yang lainnya menjadi betina, namun kondisinya tidak stabil, sewaktu-waktu dapat terjadi intersex yang spontan. (Gonokhorisme yang tidak berdiferensiasi)
 Contoh : Anguilla anguilla dan Salmo gairdneri irideus

Sifat Seksual Primer dan Sekunder
 Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yakni ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina dan testes dengan pembuluhnya pada ikan jantan.
 Tanpa melihat tanda-tanda lain pada ikan akan sukar mengetahui organ seksual primernya.
 Sifat seksual sekunder pada ikan ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina.
 Dimofisme : ikan-ikan yang mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina.
 Dikromatisme : yang membedakan jantan dan betina adalah warna. Warna jantan biasanya lebih cerah dan lebih menarik.

Jenis Sifat Seksual Sekunder
Seksual sekunder sementara : hanya muncul pada waktu musim pemijahan. Misalnya “Ovipositor” pada ikan Rhodeus amarus, yaitu alat yang dipakai untuk menyalurkan telur ke bivalvia. Pada ikan Nocomis biguttatus dan Semotilus atromaculatus jantan terdapat semacam jerawat diatas kepalanya pada waktu musim pemijahan
Seksual sekunder permanen; tanda ini tetap sebelum dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada ekor ikan Amia calva jantan, warna yang lebih menyala pada ikan Lebistes dan ikan-ikan karang
Biasanya tanda seksual sekunder terdapat pada ikan jantan.
Apabila ikan jantan dikastrasi (testesnya dihilangkan), bagian yang menjadi tanda seksual sekunder menghilang.
Tanda bulatan hitam pada ikan Amia betina akan muncul pada bagian ekornya seperti ikan Amia jantan, apabila ovariumnya dikastrasi.

Hormon yang dikeluarkan testes dan ovarium mempunyai peranan pada tanda seksual sekunderSEKSUALITAS IKAN

Senin, 08 Oktober 2012


Proses Pembuatan Tepung Ikan

Oleh:

agusnaidi

Proses Pembuatan Tepung Ikan

Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membuat tepung ikan dari ikan segar. Cara yang paling sederhana yaitu dilakukan penjemuran dibawah sinar matahari. Metode ini dibeberapa wilayah masih digunakan dimana kualitas produknya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan teknik modern. Sebagian besar proses pembuatan tepung ikan melalui tahap pemanasan, pengepresan, pengeringan dan penggilingan menggunakan mesin yang telah dirancang sebelumnya. Meskipun prosesnya sederhana, akan tetapi pada prinsipnya membutuhkan keterampilan dan pengalaman khusus untuk menghasilkan produk tepung ikan dengan mutu tinggi.


Pemanasan (Cooking)

Ketika ikan dipanaskan, sebagian besar air dan minyak akan hilang. Air dan minyak ini juga dapat hilang pada saat dilakukan pengepresan. Alat pemanas yang saat ini banyak digunakan berbentuk silinder uap air yang tertutup dimana ikan dipindahkan menggunakan alat berbentuk sekrup. Beberapa alat pemanas juga dilengkapi dengan fasilitas steam. Alat pemanas dalam industri dapat menampung sekitar 16 sampai 1600 ton bahan baku ikan segar per 24 jam.

Jika pemanasan kurang, maka hasil pressing nantinya tidak memuaskan dan pemanasan yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan ikan terlalu halus untuk dipress. Bahan baku ikan segar tidak dilakukan pengeringan selama tahap proses pemanasan. Pemanasan biasanya dilakukan pada suhu 95oC sampai 100 oC dalam waktu 15 sampai 20 menit. Beberapa perusahaan yang bergerak dalam pembuatan tepung ikan, menggunakan suhu 95 oC.

Pressing

Pada tahap ini terjadi pemindahan sebagian minyak dan air. Ikan berada dalam tabung yang berlubang, hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan tekanan dengan bantuan sekrup. Campuran air dan minyak yang diperoleh ditekan keluar melalui lubang dan bahan bentuk padat seperti dalam pembuatan kue sebagai hasil akhir dari proses pressing. Selama proses pressing, kadar air menurun dari 70% menjadi 50% dan minyak menurun sekitar 4 %.

Pressing Liquor

Setelah dilakukan penyaringan untuk memisahkan material kasar dan material yang padat, kemudian material yang padat dan keras ini dilakukan pressing secara terus menerus dan disentrifugasi untuk memindahkan minyak. Minyak yang diperoleh kadang-kadang disuling yaitu proses yang dilakukan sebelum dimasukkan kedalam tangki penyimpan. Minyak yang disuling adalah minyak yang dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam industri pembuatan minyak goreng dan margarin.

Bagian cair dari proses pressing liquor dikenal dengan nama stickwater yang berisi material yang telah dihancurkan yang beratnya sekitar 9% dari total padatan. Material ini sebagian besar berupa protein dan stickwater terdiri dari sekitar 20% dari total padatan. Material terbentuk kembali akibat penguapan stickwater sampai berbentuk sirup yang terdiri dari 30 sampai 50 % padatan dan kadang-kadang dijual sebagai ikan padat yang dilarutkan. Pada umumnya produk hasil pressing liquor jika dipress kembali dan dikeringkan maka akan berbentuk tepung.

Pengeringan

Meskipun pada prinsipnya caranya sederhana, akan tetapi membutuhkan keterampilan dalam melakukan proses pengeringan yang baik. Jika tepung tidak dikeringkan maka dapat menyebabkan tumbuhnya jamur atau bakteri. Dan jika pengeringan dilakukan secara berlebihan maka akan mengakibatkan nilai nutrisi yang dikandungnya dapat menurun.

Ada dua jenis alat pengering, yaitu alat pengering langsung dan alat pengering tidak langsung. Pengeringan langsung menggunakan suhu yang sangat panas, yaitu sampai 500oC. Metode ini membutuhkan waktu yang singkat, tapi akan menyebabkan kerusakan yang lebih tinggi jika prosesnya tidak dilakukan secara hati-hati. Tepung sebaiknya tidak dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi, karena penguapan air yang cepat menyebabkan kondisi ikan mendingin, secara normal produk dipanaskan pada suhu 100oC.

Pada umumnya alat pengering berbentuk seperti tabung uap air dengan steam untuk mengeringkan tepung. Sebagian besar bau tidak sedap pada industri pengolahan berasal dari alat pengering. Alat pengering tidak langsung umumnya digunakan di UK.

Di UK, limbah ikan digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan tepung dan disini proses pengepressan bukanlah menjadi hal yang penting, karena kandungan minyak pada material sudah sangat sedikit. Tepung ikan ini diproses dengan cara yang sederhana, yaitu dengan cara memasak dan mengeringkan saja. Pertimbangan penggunaan tahap pressing adalah sebagai berikut:

Fleksibilitas penggunaan ikan yang berminyak, kurang berminyak atau campuran dari keduanya. Proses pemindahan air dengan pressing dan penguapan dari stickwater lebih murah karena pengaruh penguapan lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan alat pemanas.

Penggilingan dan Pengemasan

Langkah terakhir yang dilakukan dalam pembuatan tepung ikan adalah penggilingan untuk memecahkan gumpalan-gumpalan atau partikel dari tulang dan dilakukan pengemasan tepung ikan untuk selanjutnya dilakukan penyimpanan di dalam silo. Dari tempat industri pengolahan tepung ikan, tepung ikan yang sudah siap jual kemudian ditransportasikan.<!--more-->