Jumat, 12 Oktober 2012

SEKSUALITAS


SEKSUALITAS
Reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisme. Bayangkan apabila ada suatu organisme yang tidak melakukan reproduksi, tentu saja akan menganggu keseimbangan alam. Ingat rantai makanan? Bayangkanlah salah satu mata rantai tersebut hilang. Tentu akan tidak seimbang proses alam ini. Yang akan menghancurkan sebuah ekosistem,atau bahkan peradaban.

SEKSUALITAS IKAN

SEKSUALITAS IKAN


 Ikan jantan : ikan yang mempunyai organ penghasil sperma.
 Ikan betina : ikan yang mempunyai organ penghasil telur.
 Heteroseksual : Populasi yang terdiri dari ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya.
 Monoseksual/Uniseksual : populasi yang hanya terdiri dari ikan betina saja.
 Dalam menentukan sex ikan spesies tertentu harus berhati-hati, karena secara keseluruhan seksualitas ikan bermacam-macam,a.l: Hermaprodit (sinkroni, protandri, protogini), Gonokorisme (berdiferensiasi, dan tidak berdiferensiasi).

Hermaprodit
 Satu individu ikan dikatakan hermaprodit apabila didalam tubuhnya terdapat jaringan ovarium (penentu individu betina) dan jaringan testes (penentu individu jantan).
 Kedua jaringan tersebut berada dalam satu organ dan letaknya seperti letak gonad yang terdapat pada individu normal.
 Berdasarkan perkembangan ovarium dan atau testes, hermaprodit terbagi atas :

Hermaprodit sinkroni
H. Sinkroni : apabila didalam gonad individu terdapat sel sex betina dan sel sex jantan yang masak secara bersamaan.
Ikan-ikan dari kelompok Serranidae banyak yang termasuk H. Sinkroni.
Ikan hemaprodit ini dapat mengadakan pembuahan sendiri dan ada pula yang tidak. Ikan yang mengadakan pembuahan sendiri mengeluarkan telur terlebih dulu kemudian dibuahi oleh sperma dari individu yang sama.
Ikan yang tidak mengadakan pembuahan sendiri, dalam satu kali pemijahan ia dapat berlaku sebagai ikan jantan dan dapat pula sebagai ikan betina. Contoh Serranus cabrilla dan Hepatus hepatus serta Serranus subligerius

Hermaprodit protandri
H. Protandri : ikan yang didalam tubuhnya mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina.
Disaat masih muda, gonadnya mempunyai daerah ovarium dan daerah testes, tetapi jaringan testes mengisi sebagian besar gonad pada bagian lateroventral.
Setelah jaringan testesnya berfungsi dan dapat mengeluarkan sperma, akan terjadi masa transisi, dimana jaringan ovarium mulai membesar dan testesnya mengkerut.
Contoh ikan yang termasuk H. Protandri : Lates carcariver, Sparus auratus, Sargus anularis, Pagellus centrodontus, dan Pagellus mormyrus

Hermaprodit protogini
H. Protogini : ikan yang didalam tubuhnya mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dai fase betina ke fase jantan.
Pada beberapa ikan yang termasuk golongan ini sering terjadi sesudah satu kali pemijahan, jaringan ovariumnya mengkerut kemudian jaringan testesnya berkembang.
Contoh: Belut sawah (Monopterus albus) dan ikan Kerapu lumpur (Ephinephelus tauvina).
Ikan ini memulai siklus reproduksinya sebagai ikan betina yang berfungsi, kemudian berubah menjadi ikan jantan yang berfungsi.
Pada ikan-ikan yang termasuk kedalam famili Labridae, misalnya Halichieres sp terdapat dua macam jantan yang berbeda. Ikan jantan pertama terlihat seperti ikan betina, tetapi tetap jantan selama hidupnya. Sedangkan jantan yang kedua adalah jantan yang berasal dari perubahan ikan betina.
Ikan-ikan yang mempunyai dua fase dalam siklus hidupnya, pada tiap-tiap fasenya sering didapatkan ada perbedaan, baik dalam morfologi maupun warna. Hal ini sering menjadi salah identifikasi.
Ikan Larbus ossifagus ada dua warna (merah dan biru). Ternyata merah adalah ikan betina dan biru ikan jantan.
H. Protandri & Protogini disebut dengan H. beriring. Pada waktu ikan masih muda memiliki gonad dengan dua macam sex (ovarium dan testes) yang belum berkembang dengan baik.
Proses suksesi kelamin dari satu populasi H. Protandri dan H. Protogini terjadi pada individu yang berbeda, baik ukuran maupun umur, tetapi merupakan proses yang beriring.
Pada ikan kakap ditemukakan bahwa tidak semua ikan betina berasal dari ikan jantan. Ada ikan betina berumur 2 tahun berukuran 42 cm, berukuran lebih kecil dari ukuran ikan betina matang gonad.
Dari 880 ekor ikan kakap yang diteliti gonadnya secara histologis didapatkan data bahwa ikan ini tergolong Hermaprodit sinkroni, ovarium dan testes berkembang secara bersamaan dengan baik

Gonokhorisme

 Yakni kondisi seksual berganda dimana pada ikan fase juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan dan betinanya.
 Gonad tersebut pada tahap selanjutnya ada yang berkembang menjadi ovarium dan juga ada yang berkembang menjadi testes. Dengan kata lain, setengahnya menjadi jantan dan setengah yang lainnya menjadi betina, namun kondisinya tidak stabil, sewaktu-waktu dapat terjadi intersex yang spontan. (Gonokhorisme yang tidak berdiferensiasi)
 Contoh : Anguilla anguilla dan Salmo gairdneri irideus

Sifat Seksual Primer dan Sekunder
 Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yakni ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina dan testes dengan pembuluhnya pada ikan jantan.
 Tanpa melihat tanda-tanda lain pada ikan akan sukar mengetahui organ seksual primernya.
 Sifat seksual sekunder pada ikan ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina.
 Dimofisme : ikan-ikan yang mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina.
 Dikromatisme : yang membedakan jantan dan betina adalah warna. Warna jantan biasanya lebih cerah dan lebih menarik.

Jenis Sifat Seksual Sekunder
Seksual sekunder sementara : hanya muncul pada waktu musim pemijahan. Misalnya “Ovipositor” pada ikan Rhodeus amarus, yaitu alat yang dipakai untuk menyalurkan telur ke bivalvia. Pada ikan Nocomis biguttatus dan Semotilus atromaculatus jantan terdapat semacam jerawat diatas kepalanya pada waktu musim pemijahan
Seksual sekunder permanen; tanda ini tetap sebelum dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada ekor ikan Amia calva jantan, warna yang lebih menyala pada ikan Lebistes dan ikan-ikan karang
Biasanya tanda seksual sekunder terdapat pada ikan jantan.
Apabila ikan jantan dikastrasi (testesnya dihilangkan), bagian yang menjadi tanda seksual sekunder menghilang.
Tanda bulatan hitam pada ikan Amia betina akan muncul pada bagian ekornya seperti ikan Amia jantan, apabila ovariumnya dikastrasi.

Hormon yang dikeluarkan testes dan ovarium mempunyai peranan pada tanda seksual sekunderSEKSUALITAS IKAN

Senin, 08 Oktober 2012


Proses Pembuatan Tepung Ikan

Oleh:

agusnaidi

Proses Pembuatan Tepung Ikan

Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membuat tepung ikan dari ikan segar. Cara yang paling sederhana yaitu dilakukan penjemuran dibawah sinar matahari. Metode ini dibeberapa wilayah masih digunakan dimana kualitas produknya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan teknik modern. Sebagian besar proses pembuatan tepung ikan melalui tahap pemanasan, pengepresan, pengeringan dan penggilingan menggunakan mesin yang telah dirancang sebelumnya. Meskipun prosesnya sederhana, akan tetapi pada prinsipnya membutuhkan keterampilan dan pengalaman khusus untuk menghasilkan produk tepung ikan dengan mutu tinggi.


Pemanasan (Cooking)

Ketika ikan dipanaskan, sebagian besar air dan minyak akan hilang. Air dan minyak ini juga dapat hilang pada saat dilakukan pengepresan. Alat pemanas yang saat ini banyak digunakan berbentuk silinder uap air yang tertutup dimana ikan dipindahkan menggunakan alat berbentuk sekrup. Beberapa alat pemanas juga dilengkapi dengan fasilitas steam. Alat pemanas dalam industri dapat menampung sekitar 16 sampai 1600 ton bahan baku ikan segar per 24 jam.

Jika pemanasan kurang, maka hasil pressing nantinya tidak memuaskan dan pemanasan yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan ikan terlalu halus untuk dipress. Bahan baku ikan segar tidak dilakukan pengeringan selama tahap proses pemanasan. Pemanasan biasanya dilakukan pada suhu 95oC sampai 100 oC dalam waktu 15 sampai 20 menit. Beberapa perusahaan yang bergerak dalam pembuatan tepung ikan, menggunakan suhu 95 oC.

Pressing

Pada tahap ini terjadi pemindahan sebagian minyak dan air. Ikan berada dalam tabung yang berlubang, hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan tekanan dengan bantuan sekrup. Campuran air dan minyak yang diperoleh ditekan keluar melalui lubang dan bahan bentuk padat seperti dalam pembuatan kue sebagai hasil akhir dari proses pressing. Selama proses pressing, kadar air menurun dari 70% menjadi 50% dan minyak menurun sekitar 4 %.

Pressing Liquor

Setelah dilakukan penyaringan untuk memisahkan material kasar dan material yang padat, kemudian material yang padat dan keras ini dilakukan pressing secara terus menerus dan disentrifugasi untuk memindahkan minyak. Minyak yang diperoleh kadang-kadang disuling yaitu proses yang dilakukan sebelum dimasukkan kedalam tangki penyimpan. Minyak yang disuling adalah minyak yang dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam industri pembuatan minyak goreng dan margarin.

Bagian cair dari proses pressing liquor dikenal dengan nama stickwater yang berisi material yang telah dihancurkan yang beratnya sekitar 9% dari total padatan. Material ini sebagian besar berupa protein dan stickwater terdiri dari sekitar 20% dari total padatan. Material terbentuk kembali akibat penguapan stickwater sampai berbentuk sirup yang terdiri dari 30 sampai 50 % padatan dan kadang-kadang dijual sebagai ikan padat yang dilarutkan. Pada umumnya produk hasil pressing liquor jika dipress kembali dan dikeringkan maka akan berbentuk tepung.

Pengeringan

Meskipun pada prinsipnya caranya sederhana, akan tetapi membutuhkan keterampilan dalam melakukan proses pengeringan yang baik. Jika tepung tidak dikeringkan maka dapat menyebabkan tumbuhnya jamur atau bakteri. Dan jika pengeringan dilakukan secara berlebihan maka akan mengakibatkan nilai nutrisi yang dikandungnya dapat menurun.

Ada dua jenis alat pengering, yaitu alat pengering langsung dan alat pengering tidak langsung. Pengeringan langsung menggunakan suhu yang sangat panas, yaitu sampai 500oC. Metode ini membutuhkan waktu yang singkat, tapi akan menyebabkan kerusakan yang lebih tinggi jika prosesnya tidak dilakukan secara hati-hati. Tepung sebaiknya tidak dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi, karena penguapan air yang cepat menyebabkan kondisi ikan mendingin, secara normal produk dipanaskan pada suhu 100oC.

Pada umumnya alat pengering berbentuk seperti tabung uap air dengan steam untuk mengeringkan tepung. Sebagian besar bau tidak sedap pada industri pengolahan berasal dari alat pengering. Alat pengering tidak langsung umumnya digunakan di UK.

Di UK, limbah ikan digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan tepung dan disini proses pengepressan bukanlah menjadi hal yang penting, karena kandungan minyak pada material sudah sangat sedikit. Tepung ikan ini diproses dengan cara yang sederhana, yaitu dengan cara memasak dan mengeringkan saja. Pertimbangan penggunaan tahap pressing adalah sebagai berikut:

Fleksibilitas penggunaan ikan yang berminyak, kurang berminyak atau campuran dari keduanya. Proses pemindahan air dengan pressing dan penguapan dari stickwater lebih murah karena pengaruh penguapan lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan alat pemanas.

Penggilingan dan Pengemasan

Langkah terakhir yang dilakukan dalam pembuatan tepung ikan adalah penggilingan untuk memecahkan gumpalan-gumpalan atau partikel dari tulang dan dilakukan pengemasan tepung ikan untuk selanjutnya dilakukan penyimpanan di dalam silo. Dari tempat industri pengolahan tepung ikan, tepung ikan yang sudah siap jual kemudian ditransportasikan.<!--more-->