SEKSUALITAS
IKAN
Ikan jantan : ikan yang mempunyai
organ penghasil sperma.
Ikan betina : ikan yang mempunyai
organ penghasil telur.
Heteroseksual : Populasi yang
terdiri dari ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya.
Monoseksual/Uniseksual : populasi
yang hanya terdiri dari ikan betina saja.
Dalam menentukan sex ikan spesies
tertentu harus berhati-hati, karena secara keseluruhan seksualitas ikan
bermacam-macam,a.l: Hermaprodit (sinkroni, protandri, protogini), Gonokorisme
(berdiferensiasi, dan tidak berdiferensiasi).
Hermaprodit
Satu individu ikan dikatakan
hermaprodit apabila didalam tubuhnya terdapat jaringan ovarium (penentu
individu betina) dan jaringan testes (penentu individu jantan).
Kedua jaringan tersebut berada dalam
satu organ dan letaknya seperti letak gonad yang terdapat pada individu normal.
Berdasarkan perkembangan ovarium dan
atau testes, hermaprodit terbagi atas :
Hermaprodit sinkroni
H. Sinkroni : apabila didalam gonad
individu terdapat sel sex betina dan sel sex jantan yang masak secara
bersamaan.
Ikan-ikan dari kelompok Serranidae
banyak yang termasuk H. Sinkroni.
Ikan hemaprodit ini dapat mengadakan
pembuahan sendiri dan ada pula yang tidak. Ikan yang mengadakan pembuahan
sendiri mengeluarkan telur terlebih dulu kemudian dibuahi oleh sperma dari
individu yang sama.
Ikan yang tidak mengadakan pembuahan
sendiri, dalam satu kali pemijahan ia dapat berlaku sebagai ikan jantan dan
dapat pula sebagai ikan betina. Contoh Serranus cabrilla dan Hepatus hepatus
serta Serranus subligerius
Hermaprodit protandri
H. Protandri : ikan yang didalam
tubuhnya mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan
ke fase betina.
Disaat masih muda, gonadnya mempunyai
daerah ovarium dan daerah testes, tetapi jaringan testes mengisi sebagian besar
gonad pada bagian lateroventral.
Setelah jaringan testesnya berfungsi
dan dapat mengeluarkan sperma, akan terjadi masa transisi, dimana jaringan
ovarium mulai membesar dan testesnya mengkerut.
Contoh ikan yang termasuk H. Protandri
: Lates carcariver, Sparus auratus, Sargus anularis, Pagellus centrodontus, dan
Pagellus mormyrus
Hermaprodit protogini
H. Protogini : ikan yang didalam
tubuhnya mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dai fase betina ke
fase jantan.
Pada beberapa ikan yang termasuk
golongan ini sering terjadi sesudah satu kali pemijahan, jaringan ovariumnya
mengkerut kemudian jaringan testesnya berkembang.
Contoh: Belut sawah (Monopterus albus)
dan ikan Kerapu lumpur (Ephinephelus tauvina).
Ikan ini memulai siklus reproduksinya
sebagai ikan betina yang berfungsi, kemudian berubah menjadi ikan jantan yang
berfungsi.
Pada ikan-ikan yang termasuk kedalam
famili Labridae, misalnya Halichieres sp terdapat dua macam jantan yang
berbeda. Ikan jantan pertama terlihat seperti ikan betina, tetapi tetap jantan
selama hidupnya. Sedangkan jantan yang kedua adalah jantan yang berasal dari
perubahan ikan betina.
Ikan-ikan yang mempunyai dua fase
dalam siklus hidupnya, pada tiap-tiap fasenya sering didapatkan ada perbedaan,
baik dalam morfologi maupun warna. Hal ini sering menjadi salah identifikasi.
Ikan Larbus ossifagus ada dua warna
(merah dan biru). Ternyata merah adalah ikan betina dan biru ikan jantan.
H. Protandri & Protogini disebut
dengan H. beriring. Pada waktu ikan masih muda memiliki gonad dengan dua macam
sex (ovarium dan testes) yang belum berkembang dengan baik.
Proses suksesi kelamin dari satu
populasi H. Protandri dan H. Protogini terjadi pada individu yang berbeda, baik
ukuran maupun umur, tetapi merupakan proses yang beriring.
Pada ikan kakap ditemukakan bahwa
tidak semua ikan betina berasal dari ikan jantan. Ada ikan betina berumur 2
tahun berukuran 42 cm, berukuran lebih kecil dari ukuran ikan betina matang
gonad.
Dari 880 ekor ikan kakap yang diteliti
gonadnya secara histologis didapatkan data bahwa ikan ini tergolong Hermaprodit
sinkroni, ovarium dan testes berkembang secara bersamaan dengan baik
Gonokhorisme
Yakni kondisi seksual berganda
dimana pada ikan fase juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas
status jantan dan betinanya.
Gonad tersebut pada tahap
selanjutnya ada yang berkembang menjadi ovarium dan juga ada yang berkembang
menjadi testes. Dengan kata lain, setengahnya menjadi jantan dan setengah yang
lainnya menjadi betina, namun kondisinya tidak stabil, sewaktu-waktu dapat
terjadi intersex yang spontan. (Gonokhorisme yang tidak berdiferensiasi)
Contoh : Anguilla anguilla dan Salmo
gairdneri irideus
Sifat Seksual Primer dan Sekunder
Sifat seksual primer pada ikan
ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses
reproduksi, yakni ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina dan testes dengan
pembuluhnya pada ikan jantan.
Tanpa melihat tanda-tanda lain pada
ikan akan sukar mengetahui organ seksual primernya.
Sifat seksual sekunder pada ikan
ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan
betina.
Dimofisme : ikan-ikan yang mempunyai
sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan
betina.
Dikromatisme : yang membedakan
jantan dan betina adalah warna. Warna jantan biasanya lebih cerah dan lebih
menarik.
Jenis Sifat Seksual Sekunder
Seksual sekunder sementara : hanya
muncul pada waktu musim pemijahan. Misalnya “Ovipositor” pada ikan Rhodeus
amarus, yaitu alat yang dipakai untuk menyalurkan telur ke bivalvia. Pada ikan
Nocomis biguttatus dan Semotilus atromaculatus jantan terdapat semacam jerawat
diatas kepalanya pada waktu musim pemijahan
Seksual sekunder permanen; tanda ini
tetap sebelum dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada
ekor ikan Amia calva jantan, warna yang lebih menyala pada ikan Lebistes dan
ikan-ikan karang
Biasanya tanda seksual sekunder
terdapat pada ikan jantan.
Apabila ikan jantan dikastrasi
(testesnya dihilangkan), bagian yang menjadi tanda seksual sekunder menghilang.
Tanda bulatan hitam pada ikan Amia
betina akan muncul pada bagian ekornya seperti ikan Amia jantan, apabila
ovariumnya dikastrasi.
Hormon yang dikeluarkan testes dan
ovarium mempunyai peranan pada tanda seksual sekunderSEKSUALITAS IKAN