Kelapa sawit ( Elaeis guinensis jacg ) adalah salah satu dari beberapa  palma yang menghasilkan minyak untuk tujuan komersil. Minyak sawit  selain digunakan sebagai minyak makanan margarine, dapat juga digunakan  untuk industri sabun, lilin dan dalam pembuatan lembaran-lembaran timah  serta industri kosmetik .
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak  makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel).  Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah  Malaysia.Diperkirakan pada tahun 2009, Indonesia akan menempati posisi  pertama produsen sawit dunia. Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit  dilakukan kegiatan perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang  sudah ada dan intensifikasi.
Pelaku usahatani kelapa sawit di Indonesia terdiri dari perusahaan  perkebunan besar swasta, perkebunan negara dan perkebunan rakyat. Usaha  perkebunan kelapa sawit rakyat umumnya dikelola dengan model kemitraan  dengan perusahaan besar swasta dan perkebunan negara (inti – plasma).
Khusus untuk perkebunan sawit rakyat, permasalahan umum yang dihadapi  antara lain rendahnya produktivitas dan mutu produksinya. Produktivitas  kebun sawit rakyat  rata-rata 16 ton Tandan Buah Segar (TBS) per ha,  sementara potensi produksi bila menggunakan bibit unggul sawit bisa  mencapai 30 ton TBS/ha. Produktivitas CPO (Crude Palm Oil) perkebunan  rakyat hanya mencapai rata-rata 2,5 ton CPO per ha dan 0,33 ton minyak  inti sawit (PKO) per ha, sementara di perkebunan negara rata-rata  menghasilkan 4,82 ton CPO per hektar dan 0,91 ton PKO per hektar, dan  perkebunan swasta rata-rata menghasilkan 3,48 ton CPO per hektar dan  0,57 ton PKO per hektar.
Salah satu penyebab rendahnya produktivitas perkebunan sawit rakyat  tersebut adalah karena teknologi produksi yang diterapkan masih relatif  sederhana, mulai dari pembibitan sampai dengan panennya. Dengan  penerapan teknologi budidaya yang tepat, akan berpotensi untuk
peningkatan produksi kelapa sawit.
Bahan Tanam
Penyediaan benih dilakukan oleh balai-balai penelitian kelapa sawit,  terutama oleh Marihat Research Station dan Balai Penelitian Perkebunan  Medan (RISPA). Balai-balai penelitian tersebut mempunyai kebun induk  yang baik dan terjamin dengan pohon induk tipe Delidura dan pohon bapak  tipe Pisifera terpilih.
Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya  kelapa sawit dibedakan menjadi Dura,Pisifera dan Tenera. Dura merupakan  sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap dapat  memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya  besar-besar dan kandungan minyak berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak  memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang  menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan  Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan 
masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga  betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase daging per  buahnya dapat mencapai 90% dan kandungan minyak pertandannya dapat  mencapai 28%.
======================================================================
SYARAT -SYARAT TUMBUH .
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit antara 5-7  jam/hari. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm,  temperatur optimal 24-28oC.Ketinggian tempat yang ideal untuk sawit  antara 1-500 m dpl (di atas permukaan laut). Kelembaban optimum yang  ideal
untuk tanaman sawit sekitar 80-90% dan kecepatan angin 5-6 km/jam untuk  membantu proses penyerbukan. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah  Podzolik,Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah  gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat keasaman (pH)  yang optimum untuk sawit adalah 5,0-5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah  yang gembur, subur,
datar, berdrainase (beririgasi) baik dan memiliki lapisan solum cukup  dalam (80 cm) tanpa lapisan padas. Kemiringan lahan pertanaman kelapa  sawit sebaiknya tidak lebih dari 15o.
Sumber lain menyebutkan sebagai berikut :
Curah hujan minimum 1000-1500 mm /tahun, terbagi merata sepanjang tahun. Suhu optimal 26°C.
Kelembaban rata-rata 75 %. Dapat tumbuh pada bermacam-macam tanah,  asalkan gembur, aerasi dan draenasenya baik, kaya akan humus dan tidak  mempunyai lapisan padas. pH tanah antara 5,5 - 7,0.
==========================================================
PEMBIBITAN
a. Pengecambahan Biji.
Tahapan pekerjaan dalam pengecambahan benih sebagai berikut:
1. Buah dikupas untuk memperoleh benih yang terlepas dari sabutnya.  Pengupasan buah kelapa sawit dapat menggunakan mesin pengupas.
2. Benih direndam dalam ember berisi air bersih selama 5 hari dan setiap hari air harus diganti dengan air yang baru.
3. Setelah benih direndam, benih diangkat dan dikering anginkan di  tempat teduh selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal satu lapis  biji saja. Kadar air dalam biji harus diusahakan agar tetap sebesar 17%.
4. Selanjutnya benih disimpan di dalam kantong plastik berukuran panjang  65 cm yang dapat memuat sekitar 500 sampai 700 benih. Kantong plastik  ditutup rapat-rapat dengan melipat ujungnya dan merekatnya. Simpanlah  kantong-kantong plastik tersebut dalam peti berukuran 30 cm x 20 cm x 10  cm, kemudian letakkan dalam ruang pengecambahan yang suhunya 39 0C.
5. Benih diperiksa 3 hari sekali (2 kali per minggu) dengan membuka  kantong plastiknya dan semprotlah dengan air (gunakan hand mist sprayer)  agar kelembaban sesuai dengan yang diperlukan yaitu antara 21- 22%  untuk benih Dura dan 28-30% untuk Tenera. Contoh benih dapat
diambil untuk diperiksa kelembabannya.
6. Bila telah ada benih yang berkecambah, segera semaikan pada pesemaian perkecambahan.
7. Setelah melewati masa 80 hari, keluarkan kantong dari peti di ruang  pengecambahan dan letakkan di tempat yang dingin. Kandungan air harus  diusahakan tetap seperti semula. Dalam beberapa hari benih akan  mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama 15-20 hari kemudian sebagian  besar benih telah berkecambah dan siap dipindahkan ke persemaian  perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang tidak berkecambah  dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.
Cara 2 (Tahapan pengencambahan biji)
Biji dipanaskan dalam germinator selama 60 hari dengan suhu tetap 39oC dan kadar air 18%.
Kemudian biji direndam dalam air mengalir selama 6 hari, hingga kadar air naik menjadi 24%.
Selanjutnya biji dikeringkan selama 3 jam dalam ruangan yang teduh. Biji  dimasukkan dalam kantong plastik ukuran 38 x 39 cm sebanyak 500 biji,  kemudian ditutup rapat Setelah 10-14 hari, biji mulai berkecambah.Biji  yang belum berkecambah pada umur 30 hari dibuang saja. Kecambah yang  tumbuh normal dan sehat, warnanya kekuning-kuningan, tumbuhnya lurus  serta bakal daun dan bakal akarnya berlawanan arah.
b. Persemaian dan Pembibitan
Tahapan pekerjaan dalam penyemaian benih meliputi:
1. Benih yang sudah berkecambah disemai dalam polybag kecil, kemudian  diletakkan pada bedengan-bedengan yang lebarnya 120 cm dan panjang  bedengan secukupnya.
2. Ukuran polybag yang digunakan adalah 12 cm x 23 cm atau 15 cm x 23 cm (lay flat).
3. Polybag diisi dengan 1,5-2,0 kg tanah atas yang telah diayak. Tiap polybag diberi lubang untuk drainase.
4. Kecambah ditanam sedalam ± 2 cm dari permukaan tanah dan berjarak 2 cm.
5. Setelah bibit dederan yang berada di prenursery telah berumur 3-4  bulan dan berdaun 4-5 helai, bibit dederan sudah dapat dipindahkan ke  pesemaian bibit (nursery).
6. Keadaan tanah di polybag harus selalu dijaga agar tetap lembab tapi  tidak becek. Pemberian air pada lapisan atas tanah polybag dapat menjaga  kelembaban yang dibutuhkan oleh bibit.
7. Penyiraman dengan sistem springkel irrigation sangat membantu dalam  usaha menghasilkan kelembaban yang diinginkan dan dapat melindungi bibit  terhadap kerusakan karena siraman.
8. Untuk penanaman bibit pindahan dari dederan dibutuhkan polybag yang  lebih besar, berukuran 40 cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat),  tebal 0,11 mm dan diberi lubang pada bagian bawahnya untuk drainase.
9. Polybag diisi dengan tanah atas yang telah diayak sebanyak 15-30  kg/polybag, disesuaikan dengan lamanya bibit yang akan dipelihara  (sebelum dipindahkan) di pesemaian bibit.
10. Bibit dederan ditanam sedemikian rupa sehingga leher akar berada  pada permukaan tanah polybag besar dan tanah sekitar bibit dipadatkan  agar bibit berdiri tegak. Bibit pada polybag besar kemudian disusun di  atas lahan yang telah diratakan, dibersihkan dan diatur dengan hubungan  sistem segitiga sama sisi dengan jarak misalnya 100 cm x 100 cm x100 cm.
(cara 2)Persemaian dan pembibitan
Kecambah dipindahkan kekantong plastik ukuran 14 x 22 cm dengan tebal  0,08 mm. Isilah polybag dengan tanah lapisan atas yang dibersihkan dari  kotoran dan dihancurkan sebelumnya. Lakukan penyiraman polybag sebelum  penanaman kecambah dan selanjutnya pada setiap pagi dan sore setelah  penanaman. Buatlah lobang tanam sedalam 3 cm. Buatlah naungan persemaian  setinggi 2,5 m. Setelah bibit berumur 3 bulan dipindahkan kedalam  polybag yang besar dengan ukuran 40 x 50 cm, tebal 0,2 mm.
==============================================================
PERSIAPAN LAHAN
Lahan diolah sebaik mungkin, dibersihkan dari semak-semak dan  rumputrumput liar. Buatlah lobang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm  atau 60 x 60 x 60 cm, 2 minggu sebelum tanam dengan jarak 9 x 9 x 9 m  membentuk segitiga sama sisi. Tanah galian bagian atas dicampur dengan  pupuk fosfat sebanyak 1 kg/lobang. Lobang tanam ditutup kembali dan  jangan dipadatkan.
==================================================================
PENANAMAN
Penentuan Pola Tanam
Pola tanam kelapa sawit dapat monokultur ataupun tumpangsari. Pada pola  tanam monokulltur, sebaiknya penanaman tanaman kacang-kacangan (LCC)  sebagai tanaman penutup tanah dilaksanakan segera setelah persiapan  lahan selesai. Tanaman penutup tanah (legume cover crop atau LCC) pada  areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki  sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi,  mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman  pengganggu (gulma). Sedangkan pada pola tanam tumpangsari tanah diantara  tanaman kelapa sawit sebelum menghasilkan dapat ditanami tanaman ubi  kayu, jagung atau padi
Pengajiran
Maksud pengajiran adalah untuk menentukan tempat yang akan ditanami  kelapa sawit sesuai dengan jarak tanam yang dipakai. Ajir harus tepat  letaknya, sehingga lurus bila dilihat dari segala arah, kecuali di  daerah teras dan kontur. Sistem jarak penanaman yang digunakan adalah  segitiga sama sisi, dengan jarak 9x9x9 m. Dengan sistem segi tiga sama  sisi ini, pada arah Utara –  selatan tanaman berjarak 8,82 m dan jarak  untuk setiap tanaman adalah 9 m, jumlah tanaman 143 pohon/ha.
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum menanam. Ukurannya adalah  50x40x40 cm. Pada waktu menggali lubang, tanah bagian atas dan bawah  dipisahkan, masingmasing di sebelah Utara dan Selatan lubang.
Cara Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Adapun tahapan penanaman sebagai berikut :
1. Letakkan bibit yang berasal dari polibag di masing-masing lubang tanam yang sudah dibuat.
2. Siram bibit yang ada pada polybag sehari sebelum ditanam agar kelembaban tanah dan persediaan air cukup untuk bibit.
3. Sebelum penanaman dilakukan pemupukan dasar lubang tanam dengan  menaburkan secara merata pupuk fosfat seperti Agrophos dan Rock  Phosphate sebanyak 250 gr/lubang.
4. Buat keratan vertikal pada sisi polybag dan lepaskan polybag dari  bibit dengan hati-hati, kemudian dimasukkan ke dalam lubang.
5. Timbun bibit dengan tanah galian bagian atas (top soil) dengan  memasukkan tanah ke sekeliling bibit secara berangsur-angsur dan  padatkan dengan tangan agar bibit dapat berdiri tegak.
6. Penanaman bibit harus diatur sedemikian rupa sehingga permukaan tanah  polybag sama ratanya dengan permukaan lubang yang selesai ditimbun,  dengan demikian bila hujan, lubang tidak akan tergenang air.
7. Pemberian mulsa sekitar tempat tanam bibit sangat dianjurkan.
(Cara 2) Teknik dan Cara penanaman 
Masukkan bibit ke dalam lobang dengan hati-hati dan kantong plastik  dibuka. Lobang ditimbun dengan tanah, tidak boleh diinjak-injak agar  tidak terjadi kerusakan. Bibit yang tingginya lebih dari 150 cm, daunnya  dipotong untuk mengurangi penquapan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada  awal musim penghujan.
===============================================================
PEMELIHARAAN TANAMAN
Pemeliharaan Tanaman
Pemkaeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penanaman tanaman penutup  tanah, membentuk piringan (bokoran), pemupukan, dan pemangsan daun. 
Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh  kurang baik. Penyulaman yang baik dilakukan pada musim hujan. Bibit yang  digunakan harus seumur dengan tanaman yang disulam yaitu berkisar 10-14  bulan. Banyaknya sulaman sekitar 3-5% setiap hektarnya.Cara penyulaman  sama dengan cara menanam bibit.
Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Penanaman tanaman kacang-kacangan penutup tanah (LCC) pada areal tanaman  kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat  fisika, kimia dan biologi tanah,mencegah erosi dan mempertahankan  kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma. Penanaman tanaman  kacangkacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan  selesai. Jenis-jenis tanaman kacang-kacangan yang umum di perkebunan  kelapa sawit adalah Centrosema pubescens, Colopogonium mucunoides dan  Pueraria javanica. Biasanya penanaman tanaman kacangan ini dilakukan
tercampur (tidak hanya satu jenis). 
Membentuk Piringan (Bokoran)
Piringan di sekitar tanaman kelapa sawit harus tetap bersih. Oleh karena  itu tanah di sekitar pokok dengan jari-jari 1-2 m dari tanaman harus  selalu bersih dan gulma yang tumbuh harus dibabat, atau disemprot dengan  herbisida
Pemupukan
Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N, P, K, Mg dan B (Urea, TSP,  KCl, Kiserit dan Borax). Pemupukan tambahan dengan pupuk Borax pada  tanaman muda sangat penting, karena kekurangan Borax (Boron deficiency)  yang berat dapat mematikan tanaman kelapa sawit. Dosis pupuk yang  digunakan disesuaikan dengan umur tanaman atau sesuai dengan anjuran  Balai Penelitian Kelapa Sawit
Pupuk N ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pokok sampai di pinggir  luar piringan. Pupuk P, K dan Mg harus ditaburkan merata pada jarak 1-3  m dari pokok. Pupuk B ditaburkan merata pada jarak 30-50 cm dari pokok.  Waktu pemberian pupuk sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan  (September-Oktober), untuk pemupukan yang pertama dan pada akhir musim  hujan (Maret-April) untuk pemupukan yang kedua
Pupuk N, P, K, Mg, B ditaburkan merata dalam piringan mulai jarak 20 cm  dari pokok sampai ujung tajuk daun. Waktu pemupukan sebaiknya  dilaksanakan pada awal musim hujan (September-Oktober), untuk pemupukan  yang pertama dan pada akhir musim hujan (Maret-April) untuk pemupukan  yang kedua.
Pemangkasan Daun
Pemangkasan daun bertujuan untuk memperoleh pohon yang bersih dengan  jumlah daun yang optimal dalam satu pohon serta memudahkan pamanenan.  Memangkas daun dilaksanakan sesuai dengan umur/tingkat pertumbuhan  tanaman. Macam-macam pemangkasan:
1. Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan yang dilakukan terhadap  tanaman yang berumur 16-20 bulan dengan maksud untuk membuang daun-daun  kering dan buahbuah pertama yang busuk. Alat yang digunakan adalah jenis  linggis bermata lebar dan tajam yang disebut dodos.
2. Pemangkasan produksi, yaitu pemangkasan yang dilakukan pada  umur 20-28 bulan dengan memotong daun-daun tertentu sebagai persiapan  pelaksanaan panen.  Daun yang dipangkas adalah songgo dua (yaitu daun  yang tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain), juga buahbuah yang  busuk. Alat yang digunakan adalah dodos seperti pada pemangkasan pasir.
3. Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan yang dilakukan  setelah tanaman berproduksi dengan maksud membuang daun-daun songgo dua  sehingga setiap saat pada pokok hanya terdapat daun sejumlah 28-54  helai. Sisa daun pada pemangkasan ini harus sependek mungkin, agar tidak  mengganggu kegiatan panen.
(Cara 2) Pemeliharaan Tanaman
Lakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang mati dengan tanaman baru  yang seumur dengan tanaman yang mati. Cadangan bibit untuk penyulaman  terus dipelihara sampai dengan umur 3
tahun dan selalu dipindahkan ke kantong plastik yang lebih besar.  Penyiangan gulma dilakukan 1 bulan sekali. Lakukan perawatan dan  perbaikan parit drainage. Anjuran pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan  (TBM Sedangkan pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM), kebutuhan pupuk  berkisar antara 400 - 1000 kg N, P, K, Mg, Bo per Ha/tahun. Lakukan  pemupukan 2 kali dalam satu tahun; pada awal dan akhir musim penghujan  dengan cara menyebar merata di sekitar piringan tanaman. Hama-hama yang  sering menyerang tanaman kelapa sawit adalah Ulat Kantong; Metisaplama,  Mahasena Coubessi dan Ulat Api; Thosea asigna, Setora nitens, Dasna  trina. Sedangkan penyakitnya busuk tandan Marasmius sp. Hama ulat  kantong dikendalikan dengan insektisida yang mengandung bahan aktif  metamidofos 200/liter atau 600 g/liter, hama ulat api dengan insektisida  yang mengandung bahan aktif permetrin 20 g/liter dan monokrotofos 600  g/lite. Potonglah daun yang sudah tua, agar penyebaran cahaya matahari  lebih merata, mempermudah penyerbukan alami, memudahkan panen dan  mengurangi penguapan.
===================================================================
P A N E N
Telah dapat menghasilkan pada umur 30 bulan setelah tanam. Jumlah pohon  yang dapat dipanen per hektar sebanyak 60%. Dipilih tandan yang buahnya  sudah masak dengan tanda adanya sejumlah buah merah yang jatuh (brondol  ). Cara panen dengan memotong tandan buah. Pemanenan dilakukan 1 kali  seminggu.
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan  setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan,  sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan  buah matang panen.
Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh  (brondolan) dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya  ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.  Disamping itu ada kriteria lain tandan buah yang dapat dipanen apabila  tanaman berumur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh kurang  lebih 10 butir, jika tanaman berumur lebih dari 10 tahun, jumlah  brondolan yang jatuh sekitar 15-20 buti
Waktu panen buah kelapa sawit sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak  yang dihasilkan. Waktu panen yang tepat akan diperoleh kandungan minyak  maksimal, tetapi pemanenan buah kelewat matang akan meningkatkan asam  lemak bebas (ALB), sehingga dapat merugikan karena sebagian kandungan  minyaknya akan berubah menjadi ALB dan menurunkan mutu minyak.  Sebaliknya pemanenan buah yang masih mentah akan menurunkan kandungan  minyak, walaupun ALBnya rendah. Untuk memudahkan Pemanenan, sebaiknya  pelepah daun yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu. Pelepah daun  yang telah dipotong diatur rapi di tengah gawangan. 
Untuk mempercepat proses pengeringan serta pembusukan, maka  pelepah-pelepah daun tersebut dipotongpotong menjadi 2-3 bagian. Cara  pemanenan tandan buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan  pangkalnya, maksimal 2 cm. Tandan buah yang telah dipanen diletakkan  teratur di piringan dan brondolan dikumpulkan terpisah dari tandan.  Kemudian tandan buah atau TBS (tandan buah segar)dan brondolan tersebut  dikumpulkan di tempat pengumpulan hasil (TPH). TBS hasil panenan harus  segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang  tidak segera
diolah, maka kandungan ALBnya semakin meningkat. Untuk menghindari hal  tersebut, maksimal 8 jam TBS setelah dipanen harus segera diolah.
Besarnya produksi kelapa sawit sangat tergantung pada berbagai faktor,  di antaranya jenis tanah, jenis bibit, iklim dan teknologi yang  diterapkan. Dalam keadaan yang optimal, produktivitas kelapa sawit dapat  mencapai 20-25 ton TBS/ha/tahun atau sekitar 4-5 ton minyak sawit.
DAFTAR PUSTAKA
Adelina Manurung, Masra Chairani dan Sjahrum Lubis. 1991. Perkiraan  Perkembangan Areal Kelapa sawit dan Kebutuhan Bahan Tanaman dalam  Pembangunan Jangka Panjang tahap kedua. Buletin Perkebunan Vol.22 No.4.  Pusat Penelitian Perkebunan Medan.
Anonim. 1997. Kelapa Sawit. Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Anonim. 1990. Laporan Tahuan Komoditi Sawit. Kantor Pemasaran Bersama Perkebunan PN/PTP Perkebunan I - XXXI. Jakarta.
Anonim. 1988. Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Jakarta.
Poeloengan, Z. dan Sjahrum Lubis. 1992. Prospek Kelapa Sawit untuk Agroindustri. Makalah untuk Agribusiness Week. P2PA. Jakarta.
Setyamidjaja dan Djoehana. 1991. Budidaya Kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta  
 
0 komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini